Fenomena Jual Beli Akun Ojek Online | Grab Gojek

Fenomena-Jual-Beli-Akun-Ojek-Online

Bukan rahasia lagi bahwa praktek jual beli akun ojek online marak terjadi. Kita bisa dapatkan di group-group media sosial seperti facebook. Jika kita ketikan pencarian di facebook akan kita temukan orang yang menjual dan mencari akun. 

Ada berbagai bagai macam motif yang menjadi alasannya mengapa akun tersebut dijual, salah satunya seperi: permasalahan insentif, pemilik telah memiliki pekerjaan lain, berkurangnya pendapatan dibandingkan ojol sebelah dan masih banyak lagi. 

Tentu ini sangat mengecewakan bagi pihak perusahaan karena telah melanggar ketentuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan itu sendiri. 

Permasalahan kedua muncul dan tidak bisa dipungkiri bahwa banyaknya calon driver yang ingin mendaftar menjadi mitra namun karena diberlakukannya sisten kuota sehingga para calon mitra tidak bisa mendaftarkan diri. 

Tindakan jual beli akun ini sebenarnya tidak akan terjadi jika saja perusahaan membuka diri melihat fenomena ini. 

Alasan perusahaan pun bisa diterima karena membatasi kuota driver mitra, dikawatirkan tidak seimbangnya persentase antara jumlah penumpang dan jumlah driver. Ditambah lagi karena adanya kompetitor membuat alasan pembatasan kuota semakin kuat. 

Sebenarnya bisa saja jika tujuan awal perusahaan-perusahaan ini untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, dengan cara mengubah atau menambah kebijakan tersebut. 

Kebijakan itu seperti berikut ini: 

1. Menambah Area Cover 

Misanya saja menambah cover-an rute di kecamatan-kecamatan yang sebenarnya masih masuk kawasan kota, atau kabupaten-kabupaten yang terbilang dekat dengan kota induk. 

Dengan cara begitu secara otomatis akan membutuhkan tambahan mitra karena area cover-an diperluas. 

2. Mengnonaktifkan Akun yang tidak aktif 

Manajemen perusahaan bisa mengetahui akun-akun mana yang tidak aktif atau bahkan tidak pernah aktif. Dengan acuan data ini manajemen bisa membuat kebijakan membatasi masa vakum (tidak aktif) sebuah akun, berikan rentan waktu minggu atau bulan. Jika tidak aktif selama itu akan dinyatakan hangus atau dinonaktifkan. 

Namun dengan catatan perusahaan harus merubah isi perjanjian dalam draf kontrak antara perusahaan dan mitra, agar tidak terjadi benturan antara kedua belah pihak. 

Dengan cara ini para calon mitra baru yang ingin mendaftar menjadi mitra bisa mengganti calon mitra tersebut yang telah dinonaktifkan. 

Perusahaan harus lebih serius melihat orang-orang yang memang ingin mencari nafkah untuk keluarganya, bukan mempertahankan orang-orang yang menjadikan pekerjaan ini sebagai sampingan. Dan ternyata banyak diantaranya menjadikan profesi ini sebagai sampingan saja. Bahkan ada pula mitra yang aktif hanya pada saat-saat tertentu saja menyesuaikan kondisi hatinya. 

Lantas bagaimana dengan orang-orang yang memang betul-betul ingin mendaftar menjadi mitra dengan niat untuk menafkahi keluarganya namun tidak kesampaian karena pendaftaran sudah tertutup. 

Fitur Pengenalan wajah 

Salah satu perusahaan sebut saja Grab telah meluncurkan fitur ‘Selfie Authentication’ yang dapat memberantas peminjaman dan praktek jual beli akun mitra, serta mencegah penggunaan akun-akun itu secara tidak bertanggung jawab. 

Cara ini sangat efektif untuk mematahkan praktek jual beli akun. Namun apakah menyelesaikan masalah…? 

Secara teori fitur ini memang dapat memberikan efek yang signifikan namun pada prakteknya ternyata masih saja ada yang memiliki cara untuk mengelabui sistem ini dan itu berhasil tanpa ketahuan. 

Fitur ini cocok untuk mencari tahu akun yang dipindahtangankan, lalu bagaimana untuk akun yang jarang aktif, sebulan hanya sekali diaktifkan? Bukankah perusahaan rugi jika dibiarkan seperti ini? 

Dari pada tidak menghasilkan sama sekali, ada baiknya berikan kepada orang-orang yang memang membutuhkan pekerjaan. Jadi perusahaan untung, masyarakat makmur. 

Kesimpulan

Tidak ada sistem yang 100% aman, jadi fitur pengenalan wajah tidak sepenuhnya memberantas praktek jual beli akun. 

Agar lebih selektif dalam menerima calon mitra, perusahaan bisa menerapkan survei tempat tinggal dan kendaraan. Untuk lebih menilai layak tidaknya calon mitra diterima. 

Tingkatkan fitur-fitur untuk pendeteksi kepemilikan sebuah akun, misalnya patenkan kode device tidak lebih dari satu device, lapor jika ingin mengganti device. 

Atau fitur bantuan customer untuk mengidentifikasi mitra apakah ciri fisik sesuai dengan data disistem. 

Demikian tulisan mengenai Fenomena Jual Beli Akun Ojek Online, tulisan ini hanya sebagai tanggapan dari apa yang sedang terjadi. Semoga bermanfaat. Jika ada yang ingin ditambahkan silahkan komen di kolom komentar dibawah. 

Sekian dan WASSALAM

No comments:

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel